Perubahan Wujud Zat
Table of Contents
Perubahan Wujud Zat
Perubahan Wujud Zat pada benda banyak kita temui di sekitar kita. Telah  diketahui  bahwa  semua  zat  dapat  menyimpan  sejumlah  panas,  sifat  ini disebut kapasitas termal. Ketika cairan dipanaskan, suhu cairan naik ke titik didih. Ini merupakan  titik  suhu  tertinggi  yang  dapat  dicapai. 
Panas  yang  diserap  oleh  cairan untuk  meningkatkan  suhu  sampai  titik  didih  disebut  panas  sensible.  Panas  yang dibutuhkan  untuk mengubah cairan menjadi uap pada suhu dan tekanan yang sama disebut panas laten. 
Pada kenyataannya  proses ini merupakan perubahan entalpi pada perubahan wujud  (yaitu jumlah  panas  yang  diserap  atau  dibuang  pada  suhu  konstan  pada  tekanan tertentu, atau perbedaan entalpi  pada  cairan terkondensasi murni antara  kodisi  jenuh kering dan keadaan cair jenuh pada tekanan yang sama).
Fasa Padat
Benda dalam fasa padat atau solid, memiliki energi potensial internal relative kecil. Molekul  benda padat tersebut  agak  sedikit  rapat, hal ini karena adanya  gaya  tarik molekul dan  gaya gravitasi bumi.  Struktur  molekulnya  menjadi  kaku  sehingga  pergerakan  molekul  menjadi terbatas. 
Karena  struktur  molekulnya  kaku  (rigit)  maka  pada  fasa  padat  ini  ukuran dan bentuk benda cenderung tetap dan tidak dapat dimampatkan (non compressible). 
Fasa Cair
Molekul  pada  benda  yang  berada  pada  fasa  cair  memiliki  energi  yang  lebih  besar daripada ketika berada pada fasa padat. Energi yang lebih besar ini, dapat mengatasi adanya  gaya  tarik-menarik  molekul  sehingga  dapat  lebih  bebas  bergerak. 
Molekul zat pada fasa cair dapat bebas bergerak kemana saja sehingga zatnya mudah mengalir mengikuti bentuk bejana yang ditempatinya. Jadi jika kita tuangkan air ke dalam gelas, maka akan berbentuk gelas. Jika air di masukkan ke dalam botol, maka akan berbentuk seperti botol. 
Fasa Gas
Molekul benda dalam fasa gas memiliki energi yang lebih besar daripada energi yang dimiliki ketika berada dalam fasa cair. Ia mempunyai energi yang lebih dari cukup untuk mengatasi adanya gaya  yang dapat mengekangnya, karena ikatan molekulnya kuat. Konsekuensinya, mereka dapat  terbang  dengan  kecepatan  tinggi. Selalu  bertumbukan  dengan  sesamanya  dan juga  dinding  kontainernya.  
Oleh  karena  itu  gas  akan  tetap  berada  pada  ukurannya, namun bentuknya tidak tetap. Sifat gas adalah mudah  dikompresi atau dimampatkan, tetapi  juga  mudah  bocor  bila kontainernya tidak bagus.
Perubahan Wujud Refrigeran pada Siklus Refrigerasi
Pada sistem refrigerasi proses pendinginan berlangsung dengan memanfaatkan proses perubahan wujud yang dialami oleh refrigeran (freon). Kita ambil contoh pada kulkas. Perubahan wujud refrigeran terjadi pada komponen-komponen Kulkas. Secara sederhana, proses perubahan wujudnya adalah sebagai berikut:
Kompresi. Proses kompresi adalah proses penekanan refrigeran yang terjadi di kompresor. Pada proses ini, tekanan dan suhu refrigeran akan naik atau semakin tinggi. Refrigeran tetap berada pada fasa gas.
Kondensasi. Proses kondensasi adalah proses pengembunan yang dialami oleh refrigeran dan terjadi di kondensor. Pada proses ini, tekanan tetap sedangkan suhu refrigeran akan turun. Refrigeran berubah wujud dari fasa gas menjadi cair.
Ekspansi. Proses ekspansi adalah proses penurunan tekanan refrigeran yang terjadi pada alat ekspansi. Pada proses ini tekanan dan suhu refrigeran akan turun. Wujud refrigeran tetap berada pada fasa cair.
Evaporasi. Proses evaporasi adalah proses penguapan yang dialami oleh refrigeran. Refrigeran menguap karena menyerap kalor dari lingkungan sehingga terjadi penurunan tekanan sedangkan suhu refrigeran akan naik. Terjadi perubahan wujud refrigeran dari cair menjadi gas.
Untuk lebih jelas tentang cara kerja kulkas dapat anda baca pada artikel Bagaimana Cara Kerja Kulkas.

Posting Komentar