Managemen Perubahan Inkuiri Apresiatif (IA) Model BAGJA
Inkuiri Apresiatif (IA) - Managemen Perubahan Model BAGJA
Inkuiri Apresiatif (IA) dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider. Ia menyatakan bahwa pendekatan IA dapat membantu membebaskan potensi inovatif dan kreativitas, serta menyatukan orang dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh proses manajemen perubahan yang biasa.
Manajemen perubahan yang biasa dilakukan lebih menitikberatkan pada masalah apa yang terjadi dan apa yang salah dari proses tersebut untuk diperbaiki. Hal ini berbeda dengan IA yang berusaha fokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota dan menyatukannya untuk menghasilkan kekuatan tertinggi.
Tahapan BAGJA |
IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan
pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti
positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini
merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA
dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan
kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap
selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan.
Menurut Cooperrider & Whitney (2005), Inkuiri Apresiatif
adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya
kolaboratif menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi
dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan. Ia
berpendapat juga bahwa saat ini kita hidup pada zaman yang membutuhkan mata
yang dapat melihat dan mengungkap hal yang benar dan baik. Mata yang mampu
membukakan kemungkinan perbaikan dan memberikan apresiasi atas hal yang sudah
berjalan baik. Bila organisasi lebih banyak membangun sisi positif yang
dimilikinya, maka kekuatan sumber daya manusia dalam organisasi tersebut
dipastikan akan meningkat dan kemudian organisasi akan berkembang secara
berkelanjutan.
Inkuiri Apresiatif Model BAGJA
BAGJA adalah gubahan tahapan Inkuiri Apresiatif sebagai
pendekatan manajemen perubahan yang pertama kali diperkenalkan oleh Cooperrider
ke dalam langkah 4D Discover-Dream-Design-Deliver. Lalu kemudian dalam
praktik-praktik selanjutnya, tahapan Discover dipecah menjadi Define dan
Discover. Inilah kemudian yang menjadi langkah-langkah yang perlu diikuti dalam
menerapkan perubahan sesuai dengan visi yang ingin dicapai berdasarkan tahapan
BAGJA.
Tahapan BAGJA
Model BAGJA adalah salah satu model inkuiri apresiatif yang
dikembangkan oleh Prof. M. Sidharta, seorang praktisi pendidikan di Indonesia.
Model BAGJA adalah singkatan yang merujuk pada lima tahap dalam proses inkuiri
apresiatif. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam pendekatan inkuiri
apresiatif model BAGJA:
B-uat Pertanyaan Utama (Define).
Di tahap ini, kita harus merumuskan pertanyaan sebagai
penentu arah penelusuran terkait perubahan yang diinginkan atau diimpikan.
Tahap pertama dalam model BAGJA ini mengundang semua pihak yang terlibat dalam perubahan untuk berpikir dan berbicara bersama. Hal ini menciptakan ruang untuk dialog dan kolaborasi antara anggota organisasi.
A-mbil Pelajaran (Discover).
Pada tahapan ini, kita perlu mengumpulkan berbagai
pengalaman positif yang telah dicapai di kelas maupun sekolah serta pelajaran
apa yang dapat diambil dari hal-hal positif tersebut.
Tahap kedua adalah mengakui dan menghargai keberhasilan serta prestasi yang telah ada dalam organisasi. Ini melibatkan identifikasi aset, kekuatan, dan cerita positif yang dapat menjadi landasan untuk perubahan lebih lanjut.
G-ali Mimpi (Dream).
Pada tahapan ini, kita dapat menyusun narasi tentang kondisi
ideal apa yang diimpikan dan diharapkan terjadi di lingkungan pembelajaran.
Disinilah visi benar-benar dirumuskan dengan jelas.
Pada tahap ini, anggota organisasi bersama-sama merancang gambaran masa depan yang diinginkan. Mereka bermimpi tentang apa yang dapat dicapai dan bagaimana organisasi akan terlihat di masa depan.
J-abarkan Rencana (Design).
Di tahapan ini, kita dapat merumuskan rencana tindakan
tentang hal-hal penting apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi.
Tahap keempat adalah merumuskan rencana tindakan bersama-sama. Anggota organisasi mengidentifikasi langkah-langkah konkret yang perlu diambil untuk mencapai visi yang telah dibuat.
A-tur Eksekusi (Deliver).
Di bagian ini, kita akan memutuskan langkah-langkah yang
akan diambil, siapa yang akan Bapak/Ibu ajak dan pasti mau untuk terlibat,
bagaimana strateginya, dan aksi lainnya demi mewujudkan visi perlahan-lahan.
Tahap terakhir adalah melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dan mencapai hasil yang diinginkan. Selama tahap ini, evaluasi terus menerus dilakukan untuk memastikan bahwa perubahan berjalan sesuai dengan rencana dan bahwa organisasi mencapai tujuannya.
Posting Komentar