Ruang Kolaborasi 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan

Daftar Isi

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan 

Pak Usman melihat Anto menaiki lantai dua gedung sekolah dengan membawa sepeda. Mengetahui tindakan Anto, pak Usman merasa kesal karena hal itu dapat membahayakan dirinya atau siswa tersebut dan siswa lainnya. Pak Usman menemui Anto dengan emosi atau marah dan tanpa disadari menampar siswa tersebut.

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan
Pak Usman lagi marah

Seorang guru lain melerai kejadian tersebut dan mengajak mereka ke ruang BK. Setelah berdiskusi di ruang BK, keduanya melakukan perdamaian. Baik Anto maupun pak Usman menyatakan masing-masing bersalah dan setuju untuk berdamai. Keesokan harinya, pihak orang tua Anto datang ke sekolah bersama dengan LSM dan meminta pertanggung jawaban sekolah atas Tindakan kekerasan terhadap Anto yaitu ganti rugi sejumlah uang.

Jika persyaratan tersebut tidak dipenuhi, maka orang tua Anto dan LSM mengancam akan melanjutkan kasus ke kepolisian. Kepala sekolah mengambil keputusan dengan menerima persyaratan yang diajukan oleh pihak orang tua Anto dan LSM.

A. Dilema Etika Yang Terjadi

Sebagai kepala sekolah, bertindak benar dengan keputusan tersebut karena melindungi pak Usman sebagai bawahannya dan menjaga nama baik sekolah. Tetapi dengan keputusan kepala sekolah ini dikhawatirkan pada masa mendatang akan timbul masalah-masalah serupa yang ditunggangi atau dimanfaatkan oleh pihak lain yang tidak berkepentingan.

B. Paradigma

a. Individu lawan kelompok (individu versus community)

Kepala sekolah sebagai pimpinan yang seyogyanya dapat melindungi bawahannya dan menyelesaikan masalah tersebut dengan tetap menjaga nama baik sekolah (individu). LSM sebagai perwakilan masyarakat menginginkan keadilan dari adanya tindakan kekerasan di sekolah (kelompok).

b. Jangka pendek dan jangka panjang (short therm versus long therm)

Kalau persyaratan yang diajukan pihak LSM tidak dipenuhi, maka guru akan berurusan dengan pihak kepolisian dan nama baik sekolah tercoreng. Kalau dipenuhi, maka jangka panjangnya pihak sekolah khawatir kejadian serupa dapat terulang kembali di kemudian hari.

C. Prinsip pengambilan keputusan

Berpikir berbasis kepedulian (care based thinking) Kepala sekolah mengutamakan kepedulian terhadap pak Usman sebagai bawahannya serta menjaga nama baik sekolah daripada berurusan dengan pihak masyarakat (LSM).

D. Memuat 9 langkah pengujian untuk menguji ketepatan pengambilan keputusan

1.  Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan 

Nilai-nilai yang saling bertentangan dalam kasus tersebut adalah kepentingan individu lawan kelompok. Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi sekolah merasa bertanggung jawab melindungi pak Usman dan menjaga nama baik sekolah (integritas) dengan mengenyampingkan komitmen pelaksanaan peraturan yang telah dilanggar oleh siswa tersebut. 

2.  Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

Kepala sekolah, pak Usman, Anto, orang tua Anto, LSM.

3.  Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

  1. Anto melanggar aturan sekolah.
  2. Pak Usman menampar Anto.
  3. Pak Usman dan Anto sempat berdamai di BK
  4. Orang tua Anto melapor ke LSM terkait tindakan kekerasan terhadap anaknya.
  5. Orang tua Anto dan LSM datang ke sekolah mengajukan persyaratan dengan meminta sejumlah uang kepada pihak sekolah sebagai pertanggung jawaban masalah tersebut.
  6. Kepala sekolah menyetujui dengan persyaratan yang diajukan oleh orang tua Anto dan LSM.

4.  Pengujian benar atau salah terhadap situasi ini

1.  Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut (Uji legal)?

Ya. Ada 2 pelanggaran hukum. Yang pertama, Anto melanggar tata tertib sekolah. Yang kedua, pak Usman melakukan tindak kekerasan terhadap Anto. Kedua belah pihak sama-sama salah. Tetapi kemudian ada pihak ketiga yaitu LSM ikut melibatkan diri dalam permasalahan tersebut meminta keadilan atas tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pak Usman kepada Anto (benar), kepala sekolah merasa bertanggung jawab untuk melindungi pak Usman sebagai bawahannya dan menjaga nama baik sekolah (benar).

2.  Apakah ada pelanggaran peraturan / kode etik profesi dalam kasus tersebut (Uji regulasi)?

Ya. Kepala sekolah demi melindungi bawahannya yaitu pak Usman harus mengenyampingkan peraturan atau tata tertib sekolah yang dilanggar oleh Anto serta memberikan sejumlah uang kepada orang tua Anto dan LSM.

3. Berdasarkan perasaan dan intuisi anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini (uji intuisi)?

Ya. Kepala sekolah mengutamakan perlindungan terhadap bawahannya dan tidak membiarkan kasus tersebut berkepanjangan sampai ke kepolisian dengan memenuhi persyaratan yang diajukan oleh orang tua Anto dan LSM yaitu memberikan sejumlah uang. Tentu saja hal ini bertentangan dengan nilai kebajikan universal yang diyakininya yaitu keberanian dan komitmen terhadap pelaksanaan peraturan di sekolah, tetapi ada kalanya pada kasus tertentu kepala sekolah harus lebih fleksibel dan bertindak bijaksana. Hal ini tentu saja demi menjaga nama baik sekolah.

4. Apa yang anda rasakan bila keputusan anda dipublikasikan di halaman depan koran? apakah anda merasa nyaman?

Pada kasus ini tentu saja bila dipublikasikan di media massa seperti halaman depan koran tidak merasa nyaman.

5.Kira-kira keputusan apa yang akan diambil oleh panutan/idola anda dalam situasi ini?

Keputusan panutan/idola kami akan sama dengan keputusan kepala sekolah tersebut.

5. Pengujian paradigma benar lawan benar

a.  Individu lawan kelompok (individu versus community)

Individu: Kepala sekolah dan pak Usman Kepala sekolah sebagai pimpinan seyogyanya dapat melindungi bawahannya (pak Usman) dan menyelesaikan masalah tersebut dengan tetap menjaga nama baik sekolah.

Kelompok: Anto, orang tua Anto, dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

Orang tua Anto dan LSM sebagai perwakilan masyarakat menginginkan keadilan dari adanya tindakan kekerasan di sekolah.

b. Jangka pendek dan jangka panjang (short therm versus long therm)

Kalau persyaratan yang diajukan pihak LSM tidak dipenuhi, maka guru akan berurusan dengan pihak kepolisian dan nama baik sekolah tercoreng. Kalau dipenuhi, maka jangka panjangnya pihak sekolah khawatir kejadian serupa dapat terulang kembali di kemudian hari.

6. Melakukan prinsip resolusi

Keputusan diambil berdasarkan prinsip berpikir berbasis kepedulian (care based thinking).

7. Investigasi Opsi Trilema

Meminta bantuan dan dukungan kepada komunitas guru seperti PGRI untuk mencari opsi-opsi penyelesaian masalah atas kasus yang terjadi.

8. Buat Keputusan 

Kepala sekolah menyetujui persyaratan yang diajukan oleh orang tua Anto dan LSM.

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Kepala sekolah mengambil keputusan berdasarkan dua unsur dalam pengambilan keputusan yaitu bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil dan nilai kebajikan universal yaitu kepedulian (empati), bertanggung jawab, dan integritas.

 

E. Hal-hal menarik atau tak terduga yang ditemui dalam menganalisis studi kasus pilihan 

Munculnya trilema sebagai opsi ketiga yang tetap memerlukan investigasi yang detail karena apabila opsi tersebut diterapkan, hasilnya masih belum diketahui dengan pasti apakah akan berdampak baik bagi sekolah atau tidak.

Posting Komentar