Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

Daftar Isi

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan yang saya susun ini merupakan hasil dari pengalaman belajar saya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 9 Kota Metro, khususnya dalam Modul 2.1. Penulisan jurnal ini mengikuti model Refleksi 4F, yang meliputi faktor (peristiwa), perasaan (feeling), temuan (findings), dan rencana ke depan (future), yang saya alami selama menjalani modul tersebut.

1. Fact (Peristiwa)

Pada awalnya, kegiatan dalam modul 2.1 dimulai dengan mengerjakan pretest untuk mengevaluasi pemahaman awal saya tentang materi modul. Pembelajaran dilakukan melalui alur MERDEKA, yang mengacu pada pendekatan pembelajaran aktif dan kolaboratif. Proses belajar tersebut memperkenalkan saya pada konsep pembelajaran berdiferensiasi, yang melibatkan langkah-langkah mulai dari memahami diri sendiri hingga melakukan praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas, pada jenjang SMK.

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi
Sesi Ruang Kolaborasi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi

2. Feeling (Perasaan)

Setelah menjalani pembelajaran, saya merasa senang dan semakin antusias untuk menerapkan konsep berdiferensiasi ini di lingkungan sekolah dan kelas. Saya menyadari bahwa sebagai seorang guru, penting untuk memahami dan mengakomodasi kebutuhan belajar yang beragam dari setiap siswa.

3. Finding (Pembelajaran)

Dari pengalaman tersebut, saya menyimpulkan bahwa setiap murid memiliki keunikan masing-masing dalam hal pengetahuan, cara belajar, minat, dan lain-lain. Oleh karena itu, pembelajaran berdiferensiasi dirancang untuk memungkinkan guru mengakomodasi kebutuhan belajar yang beragam tersebut. Guru harus peka terhadap kebutuhan belajar siswa dan menggunakan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk selama pembelajaran di SMK.

4. Future (Penerapan)

Untuk masa depan, saya berkomitmen untuk bisa menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini di kelas. Hal ini memerlukan pemetaan yang cermat terhadap kebutuhan belajar siswa berdasarkan kesiapan, minat, dan profil belajar mereka. Pemetaan ini dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti asesmen diagnostic non-kognitif dan pengumpulan data dari tahun/semester sebelumnya, angket, pengamatan, atau wawancara dengan rekan guru dan wali murid. Dengan demikian, diharapkan semua siswa dapat memperoleh kesempatan yang sama dalam mengikuti pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan nyaman bagi semua siswa.

Selain itu juga dengan mempelajari bentuk-bentuk penyampain konten materi pelajaran yang cocok digunakan untuk pembelajaran siswa SMK di sekolah saya.


Refleksi Individu

NAMA CGP : Cahyo Padmasana P., S.Pd.T.
UNIT KERJA : SMKN 2 Metro

Bayangkanlah kelas yang saat ini Anda ampu dengan segala keragaman murid-murid Anda.

Saya mengajar mata pelajaran kejuruan di SMKN 2 Metro, pada program keahlian Teknik Pemanas, Tata Udara dan Pendingin. Keragaman murid yang ada di kelas sangat beraneka ragam. Mulai dari perbedaan latar belakang orang tua seperti tingkat pendidikan orangtua, tingkat ekonomi, dan sebagainya. Demikian juga dengan murid-muridnya yang berasal dari berbagai SMP di beberapa daerah di Lampung. Tingkat kedewasaan dan kemampuan berfikir murid sangat beraneka ragam.

Apa yang telah Anda lakukan untuk melayani kemampuan murid yang berbeda?

Melakukan diferensiasi proses dalam pembelajaran praktek. Siswa yang lebih kompeten dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih kompleks dibandingkan dengan siswa yang belum kompeten.

Apa yang Anda lakukan untuk membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk murid Anda?

Melakukan proses pembelajaran yang berpihak pada anak sesuai dengan kemampuannya saat ini.

Apakah ada perlakuan yang berbeda yang Anda lakukan? Jika ada, perlakuan seperti apa? Jika tidak ada, apa dampaknya terhadap murid Anda?

  • Pada pembelajaran praktek saya akan memperlakukan murid sesuai dengan kemampuannya saat itu, dengan memberikan stimulus dan penguatan materi, agar ia lebih mudah memahami kompetensi yang sedang dipelajari.
  • Jika ada murid yang kurang cepat dalam pemahaman materi, saya berusaha mencari analogi yang bias mudah dipahami oleh murid.
  • Dampaknya, murid akan berusaha untuk mencerna dan memahami analogi sesuai dengan pengetahuannya saat itu. 

Sebutkan tantangan-tantangan yang Anda hadapi dalam proses pembelajaran di kelas yang disebabkan oleh keragaman murid-murid Anda tersebut?

Kemampuan dan potensi murid yang berbeda memotivasi untuk menyiapkan strategi dan metode pembelajaran yang berbeda.

Tindakan-tindakan apa yang telah Anda lakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut?

  • Berusaha menyampaikan materi dengan Bahasa yang lebih mudah dicerna oleh murid.
  • Melakukan tutor sebaya, agar murid lebih nyaman dalam belajar.

Menurut Anda, untuk mengakomodasi tantangan yang terkait dengan keragaman murid tersebut, bagaimana seharusnya pembelajaran itu dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi?

  • Membuat materi ajar disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan murid.
  • Melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid.
  • Melakukan refleksi dan evaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Posting Komentar