PLC: Jantung Sistem Kendali Otomasi Modern

Daftar Isi

Pengertian PLC


Apa itu PLC? Dulu, hingga akhir tahun 1970-an, sistem kendali mesin didominasi oleh penggunaan relay elektromagnetik. Namun, perkembangan teknologi membawa transformasi besar dengan hadirnya pengendalian terprogram, salah satunya melalui PLC (Programmable Logic Controller). Penggunaan PLC telah mulai menggantikan sistem konvensional berbasis relay dengan efisiensi dan fleksibilitas yang jauh lebih baik.

Sistem Kendali Otomasi PLC


PLC bekerja dengan cara membaca masukan dari sensor-sensor yang terhubung dengannya, memproses data tersebut, lalu memberikan keluaran berupa aksi tertentu, seperti menghidupkan atau mematikan perangkat yang terhubung. Program yang digunakan dalam PLC umumnya berbentuk ladder diagram yang dijalankan oleh perangkat itu sendiri.

Fungsi dan Kemampuan PLC

PLC memiliki peran utama dalam menentukan aksi berdasarkan status suatu parameter yang diamati. Kemampuannya mengintegrasikan sinyal dari berbagai perangkat luar menjadikan PLC sangat fleksibel untuk berbagai aplikasi sistem kendali. Selain itu, kemampuan komunikasi jaringan memungkinkan PLC digunakan dalam sistem kendali yang lebih kompleks.

Sistem Kendali PLC


Sebagai inti dari sistem kendali otomatis, PLC menyimpan program di memori internalnya. Dengan program tersebut, PLC mampu memantau kondisi sistem melalui sinyal input dan, berdasarkan logika program, mengatur aksi pada perangkat output. Fleksibilitas PLC membuatnya cocok untuk tugas-tugas sederhana hingga proses kendali kompleks melalui koneksi jaringan dengan komputer.

Komponen Utama dalam Sistem Kendali PLC

Apa saja komponen utama dalam sistem kendali PLC? Sistem kendali berbasis PLC terdiri atas beberapa komponen utama, yaitu: 

1. PLC (Programmable Logic Controller)

ü  CPU (Central Processing Unit): Mikroprosesor yang bertugas mengoordinasikan kerja PLC. CPU mengeksekusi program, memproses sinyal input/output, serta berkomunikasi dengan perangkat luar.

ü  Memori: Terdiri dari dua jenis:

·        ROM (Read Only Memory): Untuk menyimpan sistem operasi secara permanen.

·        RAM (Random Access Memory): Menyimpan data sementara saat PLC beroperasi. Tipe ROM seperti EPROM dapat dihapus dan diprogram ulang menggunakan sinar ultraviolet dan PROM Writer.

ü  Modul Interface: Menyesuaikan sinyal dari perangkat input ke PLC dan dari PLC ke perangkat output.

2. Peralatan Input

Peralatan ini berfungsi memberikan sinyal kepada PLC untuk diproses lebih lanjut. Contohnya adalah tombol tekan, sensor, dan sakelar.

3. Peralatan Output

Peralatan output menerima sinyal dari PLC untuk mengontrol perangkat tertentu, seperti motor, lampu, atau alarm.

4. Peralatan Penunjang

Komponen ini tidak secara langsung terlibat dalam kendali sistem, namun mendukung operasional PLC. Contohnya adalah perangkat pemrograman atau alat monitoring.

5. Catu Daya

Sebagai perangkat digital, PLC memerlukan catu daya DC. Pada PLC tipe modular, catu daya disuplai dari luar, sementara tipe compact biasanya sudah dilengkapi dengan catu daya internal.

Itulah tadi sedikit pembahasan mengenai PLC. Kini, dengan penggunaan teknologi PLC, sistem kendali otomatis menjadi lebih efisien, fleksibel, dan mampu menangani berbagai kompleksitas operasi. Kemampuan PLC dalam mengintegrasikan sinyal, memproses data, dan mengontrol perangkat output menjadikannya pilihan utama dalam berbagai industri modern saat ini. Sebagai “jantung” sistem kendali, PLC terus menjadi komponen vital dalam perkembangan inovasi otomasi industri.

 

Posting Komentar