Sistem dan Rangkaian Kontrol Otomatik
Daftar Isi
Sistem Kontrol
Kendali atau
kontrol (control) merupakan piranti yang mengoperasikan atau mengatur sistem
mekanikal dan elektrikal. Piranti kontrol tersebut digunakan pada sistem pemanasan
ruang (heating system), sistem pendinginan (cooling system), sistem penembahan
kelembaban udara (humidifying system), dan sistem pengurangan kelembaban
udara (dehumidifying system).
Biasanya, setiap piranti kontrol dodosaon untuk
merespon kondisi tertentu. Misalnya untuk mengatur suhu, tekanan, aliran fluida,
level likuid, dan waktu operasi suatu unit refrijerasi atau tata udara.
Kita memanfaatkan
piranti kontrol setiap hari. Sebagai contoh, ketika kita berkendaraan menuju ke
sekolah atau ke bekerja, sering kita melihat kecepatan kendaraan melalui speedometer
dan secara manual mengontrol kecepatan kendaraan kita pada titik kecepatan yang
diinginkan.
Ketika kita berada di dalam ruang kerja, seringkali kita mengatur
nyala lampu untuk memperoleh penerangan yang memadai. Dan masih banyak contoh
lain yang sering kita lakukan tanpa menyadari hakekatnya.
Contoh di atas
merupakan penerapan dari sistem kontrol tertutup secara manual (closed loop
manual control). Istilah manual mengandung pengertian bahwa aksi kontrol dilakukan oleh manusia bukan oleh suatu piranti;
kita bertindak sebagai piranti kontrol atau piranti pengendali (controller). Dalam sistem kontrol manual, kita yang membuat
keputusan tentang aksi kontrol yang akan dilakukan.
Istilah kontrol
tertutup (closed-loop) mengandung makna bahwa kita memiliki umpan balik
(feedback) dari aksi yang dilakukan. Dalam contoh ini, umpan balik didapatkan dari
indera perasa kita, tangan dan mata: begitu kita membuka keran shower air panas,
kita dapat merasakan suhu airnya meningkat; ketika kita memutar gas kendaraan
yang kita tumpangi, kita dapat melihat kenaikan laju kecepatan melalui
speedometer; ketika kita menekan sakelar lampu, kita dapat melihat naiknya tingkat
penerangan ang ada di dalam ruang.
Kontrol otomatik adalah kebalikan kontrol
manual. Pada systemkontrol otomatik, yang melakukan aksi kontrol bukan manusia
melainkan sebuah piranti kontrol yang meniru aksi yang kita lakukan pada sistem kontrol manual.
Dalam hal ini, ketika kita menekan tombol pemilih kecepatan (set-button) yang ada
pada suatu panel kontrol pengatur kecepatan (cruise control panel), pada
hakekatnya kita memberitahu ke piranti kontrol atau piranti pengendali (controller)
besaran kecepatan yang kita
inginkan.
Besaran kecepatan
yang kita inginkan lazim disebut sebagai set point. Kemudian piranti pengendali
akan melakukan pengukuran kecepatan aktual yang sedang terjadi saat itu.
Bila kecepatan actual belum sama dengan kecepatan yang kita inginkan, maka
piranti pengendali akan mengatur posisi piranti akselerasinya untuk menjaga laju kecepatan
kendaraan sesuai dengan set point.
Yang perlu dicacat di sini, adalah sistem
kontrol otomatik lebih presisi daripada sistem kontrol manual. Hal ini disebabkan
karena perhatian kita tidak hanya tertuju pada kecapatan kendaraan saja, melainkan
kita juga harus berkonsentrasi pada stir kendaraan kita, melihat keramaian lalu
lintas, dan mengarahkanstir agar tidak bertabrakan dengan pengendara lain.
Inilah salah satu
alasan mengapa kita menerapkan sistemkontrol otomatik. Kita tidak punya waktu
atau keinginan, atau mungkin kemampuan memonitor proses agar berada pada
kondisi yang diinginkan secara terus-menerus. Dalam banyak hal, mengontrol proses
pada sistem Refrigeration & Air Conditioning (RAC) mempunyai analogi dengan
contoh kasus menyetir kendaraan.
Pada sistem RAC,
biasanya menggunakan suhu udara kering (dry bulb temperature) yakni suhu
yang terukur oleh thermometer sebagai indikator kondisi thermal. Suhu bukan hanya
satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap persepsi kenyamanan thermal.
Suhu
merupakan faktor utama dalam menciptakan kenyamanan dan mudah diukur serta dikontrol. Pada
sistem refrigerasi & tata udara, sistem kontrol didisain untuk mampu mengatasi
beban puncak yang terjadi pada keadaan tertentu.
Dasar Sistem Kontrol
Sistem refrijerasi
dan tata udara pada hakekatnya mengontrol kondisi udara di dalam suatu area
spesifik. Peralatan tersebut memelihara suatu kondisi yang diharapkan yang dikenal
dengan istilah “operating control”.
Operasi keamanan (safety) dan pembatasan
(limit control) membuat peralatan beroperasi pada level yang tepat sesuai
keinginan. Peralatan tersebut juga dapat mencegah kerusakan terhadap sistem
dan mencegah terjadinya cidera terhadap manusia.
Kategori Sistem Kontrol
Sistem kontrol refrijerasi dan tata udara dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
(1)
conditioned area,
(2)
controlling instrument, dan
(3)
operating device.
Conditioned area
merupakan area yang dikondisikan yakni area di mana suhu, tekanan, dan kelembaban
udara dikontrol secara ketat pada kondisi tertentu. Controlling instrument merupakan instrumen yang responsif terhadap
perubahan. Hal ini dilakukan oleh piranti pendeteksi (sensing device), thermostat,
motor control, pressurestat, humidistat, dan distibution control.
Operating device, merupakan sebuah mekanisasi yang berdampak langsung
terhadap kondisi aktual lewat pengaturan oleh instrumen kontrol. Sebagai contoh
adalah katub, damper udara, fan, dan kompresor.
Suatu sistem
kontrol yang senantiasa (secara konstan) mengoreksi kondisi setiap saat lazim
disebut sebagai sistem kontrol jerat tertutup (closed-loop control system). Dalam pengoperasian suatu peralatan
refrijerator, thermostat merupakan instrumet pengontrol (controlling instrument).
Kompresor hermetik merupakan
operating device. Ruang di dalam kabinet refrijerator
merupakan area yang dikondisi (conditioned area). Jika ruang di dalam kabinet
refrijerator menjadi terlalu hangat, thermostat akan mengaktifkan (turn on) kompresor.
Kemudian kompresor akan mensirkulasikan refrijeran ke sistem pemipaan refrijerasi sehingga
dapat mendinginkan ruang di dalam kabinet. Setelah kondisi ruang kabinet
mencapai suhu yang diinginkan, maka instrumen pengontrol (controlling instrument)
akan menonaktifkan (turn off) kompresor.
Siklus tersebut akan terulang kembali jika ruang kabinet berubah
kembali menjadi terlalu hangat (warm-up) dan menjadi terlalu dingin (cool
down). Piranti kontrol pertama yang digunakan pada system refrigerasi &
tata udara biasanya berupa elektromekanik, yang berfungsi untuk menggerakkan
kontak sakelar otomatik untuk mengontrol operasi fan, pompa, kompresor, dan damper.
Biasanya piranti kontrol tersebut bekerja secara self
powered, artinya mereka beroperasi menggunakan energi yang ada pada proses
bukan menggunakan energi dari luar.
Kebutuhan akan kontrol modulasi yang murah yakni untuk mengatur output
secara kontinyu bukan hanya sekedar siklus operasi on dan off, menghasilkan pengembangan
control berbasis pnumatik, yang mengunakan udara kempa sebagai sumber energi
untuk menggerakan piranti kontrolnya.
Kontrol pnumatik berkaitan dengan analog modulasi. Dengan berkembangnya penemuan
di bidang tabung elektron, didisain sistem control baru berbasis elektronik.
Dengan ditemukannya bahan semikonduktor, saat ini telah digunakan sistem
kontrol berbasis semikonduktor dan sistem kontrol terprogram.
Berbagai sistem kontrol yang digunakan umtuk mengontrol suhu tersebut memiliki
prinsip dasar yang sama. Walaupun teknologi untuk mengimplementasikan prinsip
dasar tersebut dapat berubah setiap
saat, tetapi konsep dasar yang digunakan
tetap sama.
Closed-Loop Control System
Proses mengendarai
mobil seperti yang telah dibahas sebelumnya merupakan contoh sebuah control
loop. Pengendara mobil (sopir) menggunakan speedometer untuk mengukur kecepatan
mobil. Bila pengendara menginginkan menurunkan atau menaikkan kecepatan
mobil, maka tinggal menekan tombol akselerasinya, begitu kecepatan yang diinginkan
tercapai maka tekanan tombol akselerasi dilepaskan.
Pada contoh tersebut pengendara
mobil berperan sebagai piranti pengendali (controller).Sopir membuat keputusan apakah
menekan atau melepas tombol
akselerasi. Laju kecepatan mobil sebagai variable
terkontrol (controlled variable) dan speedometer
sebagai sensor yang mengukur nilai kecepatan aktual atau control point dari
variable terkontrol.
Tombol akselerasi merupakan piranti control (controlled
device) dan mesin mobil sebagai sistem atau proses (proses plant).
Proses pertukaran informasi seperti yang berlangsung pada proses
mengendarai mobil yang ditampilkan secara skematik. Diagram skematik tersebut
disebut control loop karena informasi mengalir secara tertutup mulai dari
sensor (speedometer) mengukur controlled variable (kecepatan) hingga ke
controller (pengendara) di mana nilai aktual (control point) dari variable terkontrol
(controlled variable) dibandingkan dengan nilai kecepatan yang diinginkan (set point).
Kemudian piranti control (controller) membuat
keputusan kontrol dan meneruskannya ke piranti terkontrol (controlled device)
yakni akselerator dan ke proses (process plant) yaitu mesin mobil. Hal ini akan
berdampak pada nilai actual atau control point dari variable terkontrol.
Pertukaran informasi tersebut berlangsung secara terus-menerus.
Komponen Heating control loop. Suatu sistem pemanasan ruang sederhana, menggunakan
pipa pemanasan
yang menyalurkan uap panas, atau air panas sebagai sumber panas. Udara dingin
dialirkan secara paksa dengan menggunakan fan melalui pipa pemanas untuk menaikkan
suhu ruang sesuai keinginan.
Tujuan kontrol pada
kasus di atas adalah menjaga suhu suplai udara sesuai yang diinginkan. Dalam
hal ini sensor mengukur suhu udara yang akan disuplai ke ruangan atau variable
terkontrol (controlled variable) dan mengirimkan informasi ini ke piranti
control (controller). Di dalam controller, suhu yang terukur oleh sensor (control point)
dibandingkan dengan suhu udara yang diinginkan (set point).
Perbedaan antara
set point dan control point disebut error. Berdasarkan nilai error ini, peralatan
kontrol (controller) mengkalkulasi sinyal output dan mengirimkan sinyal tersebut
ke piranti control valve (piranti terkontrol). Sebagai hasil dari sinyal baru ini, posisi
control valve akan berubah sehingga jumlah fluida pemanas yang dialirkan ke pipa
pemanas juga berubah (process plant).
Akhirnya suhu udara suplai juga berubah.
Berikutnya, sensor akan merasakan perubahan suhu tersebut dan mengirimkan
sinyalnya ke controller, dan controller akan merespon sinyal tersebut
untuk menentukan
aksi berikutnya..
Kedua contoh tersebut
di atas lazim disebut sebagai system kontrol jerat tertutup (closed-loop
control system) atau system control umpan balik (feedback control system) karena
variable terkontrol selalu dideteksi setiap saat oleh sensor dan meneruskan
kembali informasi tersebut ke peralatan control (controller).
Piranti Terkontrol
(Controlled device) dan process plant meberikan dampak terhadap variable
terkontrol, yang akan dideteksi dan hasilnya dikirim kembali ke controller untuk
dibandingkan dengan set point dan memberikan respon dalam bentuk perubahan sinyal
yang dikeluarkan oleh controller. Sistem refrigerasi dan tata udara lazim menggunakan
system control jerat tertutup untuk mengontrol process plant-nya.
Open Loop Control System
Sistem kontrol
jerat terbuka (open loop control system) tidak memiliki hubungan langsung antara
nilai variable terkontrol dan pranti control: jadi tidak memiliki umpan balik.
Contoh kontrol jerat terbuka adalah jika sensor mengukur suhu luar dan piranti
kontrolnya didisain untuk mengaktifkan control valve sebagai fungsi suhu luar.
Variabel lain yang ada di dalam system misalnya suhu suplai udara dan mungkin suhu
ruang yang dikondisikan tidak ditransmisikan ke controller, sehingga
controller-nya tidak dapat mengetahui secara langsung dampak modulasi katub.
Dengan kata lain,
pada kontrol jerat terbuka, perubahan piranti terkontrol (controlled device) dalam
hal ini control valve tidak memiliki dampak langsung terhadap variabel yang
dideteksi oleh controller (dalam kasus ini adalah suhu luar). Dengan system
control jerat terbuka, dapat dikatakan tidak ada koneksi langsung antara hasil
akhir dan variable yang dideteksi oleh controller.