Penggunaan Smartphone dalam Proses Belajar Mengajar
Daftar Isi
Smartphone VS Kegiatan Belajar
Saat ini tidak bisa lagi dipungkiri bahwa penggunaan smartphone adalah hal yang sangat biasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Dari sis ekonomi, smartphone atau HP (handphone) bukanlah barang yang mahal. Semua kalangan dapat memiliki smartphone, karena rentang harga jual smatphone sangat bervariasi. Harga smartphone bisa didapatkan mulai harga ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah.
Dari mulai anak usia 5 tahun sampai orang tua sudah terbiasa menggunakan smartphone. Fungsi smartphone tidak hanya sebagai alat komuniasi saja. Smartphoen juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai hiburan, sosialisasi dan sumber informasi.
Penggunaan Smartphone di Sekolah
Penggunaan smartphone juga telah merambah ke dunia pendidikan. Dari sekolah hingga perguruan tinggi sangat lumrah seorang pelajar membawa smartphone ke lingkungan pendidikan. Alasan utamanya adalah sebagai alat komunikasi dengan keluarga.
Dahulu, saat penggunaan handphone masih sedikit, masih mungkin pihak dunia pendidikan, khususnya sekolah melarang penggunaan handphone di sekolah. Namun seiring dengan perkembangan zaman, maka penggunaan handphone sudah selayaknya ibarat kebutuhan pokok bagi semua orang.
Solusi permasalah penggunaan smartphone di sekolah bisa disiasati dengan menerapkan aturan yang disepakati bersama masalah pelarangan penggunaan smartphone selain untuk kegiatan pembelajaran. Misalnya, dengan menerapkan area bebas smartphone. Contohnya dilarang membuka smartphone saat belajar dikelas (kecuali dengan pengawasan guru), dilarang membawa smartphone di masjid atau mushola sekolah, dan sebagainya.
Manfaat Smartphone dalam Dunia Pendidikan
Terlepas dari dampak negatifnya, penggunaan smartphone di dalam pembelajaran di sekolah juga memiliki banyak manfaat yang bisa dimaksimalkan. Guru dan siswa bisa mendapatkan manfaat yang cukup banyak dengan adanya pemanfaatan smartphone dalam proses belajar dan mengajar.
Memperoleh bahan belajar dan mengajar
Bagi seorang guru ataupun pelajar, smartphone dapat dimanfaatkan untuk memperoleh bahan atau sumber belajar. Guru dapat memperoleh informasi tentang materi yang akan diajarkan kepada peserta didik melalui internet.Informasi berupa referensi, video atau gambar pendukung, dapat dengan mudah diperoleh di internet baik oleh guru maupun siswa. Hal ini dapat mempermudah guru saat menyampaikan materi kepada peserta didik, dan menambah pengetahuan siswa di sekolah.
Menyimpan bahan pelajaran
Guru dan siswa dapat menyimpan bahan belajar dan mengajar di internet. Fasilitas penyimpanan data diinternet dapat membantu membackup data-data yang penting. Selain itu data-data tersebut dapat dengan mudah diakses dari manapun, asalkan tersedia jaringan internet.Dan masih banyak lagi manfaat lain dari adanya smartphone untuk pembelajaran.
Smartphone untuk belajar siswa
Smartphone yang terkoneksi dengan internet dapat mempermudah siswa dalam memperoleh sumber belajar tambahan. Selain dari guru, maka siswa dapat memperluas pengetahuannya dengan mencari referensi lain di internet. Hal ini dapat dikategorikan kegiatan literasi digital.Pada saat proses belajar mengajar yang menggunakan smartphone sebagai sumber informasi mengharuskan guru mengawasi siswanya. Pengawasan dalam penggunaan smartphone di sekolah harus benar-benar diperhatikan oleh guru. Jangan sampai siswa malah menggunakan HP-nya untuk kegiatan lain selain kegiatan belajar.
Kejadian yang sering ditemui selain penyalahgunaan smartphone saat proses belajar mengajar adalah siswa menggunakan HP untuk mencontek. Masalah ini bisa disiasati dengan memerikan kontrak belajar atau semisal perjanjian dengan siswa bahwa siswa dilarang menggunakan smartphonennya untuk mencontek jawaban.
Masalah siswa mencontek dengan smatphone ini adalah sebuah ironi. Smartphone-nya pintar, siswanya tidak pintar, karena mendapat hasil dari mencontek. Hal ini harus benar-benar kita tanamkan kepada siswa di kelas.
Kesimpulannya, baik dan buruknya penggunaan smartphone di sekolah harus menjadi tanggung jawab semua civitas akademika. Mulai dari Kepala sekolah, guru dan karyawan, serta siswa-siswi di sekolah.
Posting Komentar