Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Antara Harapan dan Kenyataan

Daftar Isi

Gerakan Literasi Sekolah (GLS), Antara Harapan dan Kenyataan

Sebagai sebuah program yang baik, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sejatinya merupakan gerakan yang harus didukung dan dilaksanakan oleh semua sekolah karena pada hakikatnya GLS akan menjadikan warga sekolah memiliki kebiasaan dan kemampuan membaca yang lebih baik dari waktu ke waktu. Program ini digadang-gadang akan dapat menaikkan kemampuan peserta didik dalam hal membaca lebih dari kemampuan sebelumnya.



Program Gerakan Literasi Sekolah


Peringkat Literasi Indonesia

Beberapa aspek yang dapat diukur dari uji literasi membaca meliputi aspek memahami, menggunakan, dan merefleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan.Menurut data dari PIRLS pada tahun 2011, International Results in Reading negara Indonesia menduduki peringkat ke-45 dari 48 negara peserta dengan skor 428 dari skor rata-rata 500 (IEA, 2012). Sementara itu, uji literasi membaca dalam PISA 2009  menunjukkan peserta didik di Indonesia berada pada posisi peringkat ke-57 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 493). Sedangkan PISA 2012 menunjukkan peserta didik di Indonesia berada pada peringkat ke-64 dengan skor 396 (skor rata- rata OECD 496) (OECD, 2013). Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012. Data PIRLS dan PISA, khususnya dalam keterampilan memahami bacaan, menunjukkan bahwa kompetensi peserta didik Indonesia tergolong rendah.

Rendahnya keterampilan tersebut membuktikan bahwa proses pendidikan belum mengembangkan kompetensi dan minat peserta didik terhadap pengetahuan. Praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah selama ini juga memperlihatkan bahwa sekolah belum berfungsi sebagai organisasi pembelajaran yang menjadikan semua warganya sebagai pembelajar sepanjang hayat. Maka sangat penting untuk meningkatkan minat baca siswa di sekolah.


Program Gerakan Literasi di Sekolah

Untuk mengembangkan sekolah sebagai organisasi pembelajaran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah. GLS adalah upaya menyeluruh yang melibatkan semua warga sekolah (guru, peserta didik, orang tua/wali murid) dan masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan.

Program Gerakan Literasi di Sekolah

Peran warga sekolah ini ternyata tidak dibarengi dengan kesadaran bahwa membaca belum menjadi bagian yang membudaya di lingkungan sekolah. Kesan bahwa membaca sebagai kebutuhan hanya dimiliki oleh peserta didik. Sementara itu, warga yang lain (guru, pegawai, dan orang tua/wali murid) belum menjadikan membaca sebagai sebuah kebutuhan sebagaimana yang terjadi pada peserta didik.

Ketidaksempurnaan sosialisasi program GLS kepada warga sekolah bisa jadi menjadi pemicu terjadinya ketidaksempurnaaan pelaksanaan GLS di sekolah. Di samping itu, kesadaran akan kebutuhan membaca sebagai bagian dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga masih ada dan bahkan memiliki porsi yang besar, terutama bagi pegawai yang ada di sekolah.

Motivasi untuk tetap menjadikan GLS sebagai salah satu bagian yang akan menjadikan budaya membaca, sudah selayaknya patut dipertahankan bahkan ditingkatkan. Sekolah sebagai wahana terbaik dalam pembudayaan membaca akan dapat menumbuhkembangkan dan meningkatkan kemampuan membaca warga sekolah, terlebih peserta didik.


Tantangan dalam Gerakan Literasi Sekolah

Tantangan yang harus dihadapi sekolah bisa jadi justru berasal dari ketidakmauan dan semangat guru dalam membimbing peserta didik dalam GLS karena masih banyak guru mata pelajaran yang beranggapan bahwa program ini adalah menjadi tanggung jawab guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Anggapan ini harusnya dihilangkan karena membaca tidak hanya menjadi kebutuhan peserta didik dalam mempelajari Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris saja. Akan tetapi, semua mata pelajaran akan diperoleh peserta didik dengan sempurna manakala mereka memiliki kemampuan membaca yang baik.

Keberhasilan GSL sudah barang tentu tidak hanya ditentukan sebagaian warga sekolah saja, tetapi juga oleh semua warga sekolah.  Jika semua warga sekolah, termasuk Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, memiliki visi dan misi yang sama akan GLS, niscaya semua tujuan yang ada dalam proram ini akan berhasil sebagaimana yang dicanangkan secara nasional.

Posting Komentar