Meningkatkan Minat Baca Siswa di Sekolah
Daftar Isi
Meningkatkan Minat Baca Siswa di Sekolah - Perpustakaan
adalah tempat yang digunakan untuk menghimpun dan meyimpan, buku, majalah,
tabloid, bahan cetakan dan rekaman yang digunakan untuk kepentingan umum.
Demikian juga dengan adanya perpustakaan sekolah, tujuan awal dari pendirian
perpustakaan sekolah adalah sebagai sumber informasi dan pengetahuan di lingkungan
sekolah dan juga digunakan sebagai tempat awal untuk mengembangkan minat dan budaya
membaca bagi seorang siswa.
Menumbuhkan
minat dan budaya membaca pada siswa
bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, walaupun kita semua tahu bahwa membaca
mempunyai dampak positif bagi kita semua.
Membaca merupakan modal dasar bagi siswa yang sedang menjalani proses belajar, dimana mereka dapat mengembangkan daya imajinasinya dan yang lebih penting adalah dengan membaca siswa bisa mendapatkan ilmu yang bermacam-macam dan kelak akan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Inilah manfaat yang diperoleh dari aktifitas membaca bagi seorang siswa.
Membaca merupakan modal dasar bagi siswa yang sedang menjalani proses belajar, dimana mereka dapat mengembangkan daya imajinasinya dan yang lebih penting adalah dengan membaca siswa bisa mendapatkan ilmu yang bermacam-macam dan kelak akan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Inilah manfaat yang diperoleh dari aktifitas membaca bagi seorang siswa.
Minat Baca yang Rendah
Minat
baca di negara kita tergolong sangat rendah bila dibandingkan dengan
negara-negara lain. Hal ini bisa dilihat dengan hasil rendahnya daya beli
masyarakat akan buku dan sedikitnya penghasilan yang diterima penulis dari
menulis sebuah buku, baik yang berupa print out maupun yang berbentuk digital.
Hal ini sedikit banyak mempengaruhi tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat indonesia. Oleh karena itu, minat baca seorang siswa harus mulai dikembangkan mulai sejak dibangku sekolah agar kelak mereka mempunyai bekal ilmu untuk kehidupannya.
Hal ini sedikit banyak mempengaruhi tingkat pengetahuan dan pendidikan masyarakat indonesia. Oleh karena itu, minat baca seorang siswa harus mulai dikembangkan mulai sejak dibangku sekolah agar kelak mereka mempunyai bekal ilmu untuk kehidupannya.
Minat dan
budaya membaca buku diperpustakaan sekolah pada umunya masih sangat rendah. Faktor ini bukan hanya kesalahan
dari siswa yang bersangkutan, tetapi bisa juga berasal dari pihak pengelola
pendidikan dan pengelola perpustakaan sekolah. Sebagian besar sekolah tidak
begitu peduli dengan perpustakaan sekolah.
Perpustakaan sekolah banyak yang lebih mirip seperti gudang buku, buku tertumpuk tidak teratur dan berserakan, banyak buku yang berdebu, buku yang ada diperpustakaan hanya berupa buku pelajaran dan tidak ada koleksi baru sehingga tidak dapat menumbuhkan minat baca siswa dan mereka enggan berkunjung ke perpustakaan yang ada di sekolahnya.
Perpustakaan sekolah banyak yang lebih mirip seperti gudang buku, buku tertumpuk tidak teratur dan berserakan, banyak buku yang berdebu, buku yang ada diperpustakaan hanya berupa buku pelajaran dan tidak ada koleksi baru sehingga tidak dapat menumbuhkan minat baca siswa dan mereka enggan berkunjung ke perpustakaan yang ada di sekolahnya.
Seperti
yang dibahas sebelumnya bahwa minat baca siswa di sekolah masih sangat rendah, dan
untuk menumbuhkan dan meningkatkan minat baca dalam kehidupan siswa bukanlah
pekerjaan yang mudah. Kendati demikian, ada beberapa cara yang menurut
penulis dapat
dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa.
Pertama, dengan memberikan rewards.
Untuk menumbuhkan minat baca dapat dilakukan kita
dapat memberikan hadiah. Pihak sekolah atau pengelola perpustakaan dapat
memberikan hadiah bagi siswa yang rajin ke perpustakaan sekolah dan sering
meminjam buku.
Hadiah yang diberikan setiap semester dan hadiah tersebut bisa berupa uang tabungan dan piagam penghargaan terhadap siswa yang paling sering mengunjungi dan meminjam buku koleksi perpustakaan sekolah. Dan hendaknya penghargaan ini diberikan pada tiap tingkat kelas sehingga lama-kelamaan akan tumbuh rasa suka untuk membaca.
Hadiah yang diberikan setiap semester dan hadiah tersebut bisa berupa uang tabungan dan piagam penghargaan terhadap siswa yang paling sering mengunjungi dan meminjam buku koleksi perpustakaan sekolah. Dan hendaknya penghargaan ini diberikan pada tiap tingkat kelas sehingga lama-kelamaan akan tumbuh rasa suka untuk membaca.
Selain untuk
meningkatkan minat baca siswa, hadiah juga mempunyai tiga fungsi yang lainnya,
antara lain
a. Memiliki
nilai pendidikan. Hadiah tidak hanya sekedar sebuah benda saja melainkan ada
makna yang lain, yaitu menyadari telah berbuat baik dan telah membuat senang
orang tua dan gurunya
b. Memberikan
motivasi kepada siswa. Anak yang diberi hadiah akan termotovasi untuk berbuat
hal yang sama dan bahkan lebih baik lagi sehingga anak yang diberi hadiah
karena rajin membaca ada kemungkinan besar ingin mengulanginya lagi dan lebih
baik lagi.
c. Memperkuat
perilaku siswa. Siswa yang diberi hadiah kepercayaan diri dan
keyakinannya akan semakin kuat karena dia sadar bahwa perbuatannya benar
dan diakui oleh lingkungan setempatnya
Kedua, tugas yang berhubungan dengan perpustakaan.
Seorang guru seharusnya kreatif dalam merencanakan kegiatan belajar
mengajar karena dengan menggunakan media dan cara penyampaian materi yang
beragam, maka seorang siswa akan semakin semangat dalam memperlajari ilmu
pengetahuan.
Dan salah satu cara agar siswa semangat belajar sekaligus
menjadikan mereka gemar membaca adalah dengan memberikan tugas yang berhubungan
dengan perpustakaan. Misalnya, siswa disuruh untuk mencari suatu permasalahan
yang trending topik pada saat itu dan mencari referensi terkait masalah
tersebut, lalu mereka disuruh untuk mendiskusikan dengan teman-temannya, dengan
demikian tanpa disadari siswa telah dilatih untuk membaca.
Ketiga, teladan dalam membaca.
Seorang siswa membutuhkan teladan dari seorang guru agar mereka mulai
suka mendatangi perpustakaan dan membaca buku. Percuma saja jika guru menyuruh
atau menghimbau agar siswanya mau mengunjungi perpustakaan sedangkan gurunya
tidak pernah menyempatkan diri untuk membaca buku, karena mereka akan meniru
gurunya dengan kata lain guru kencing berdiri, murid kencing berlari.
Sayangnya, hampir disebagian besar sekolah para guru jarang meluangkan waktunya
untuk membaca, dan mereka lebih banyak menghabiskan waktunya dikantor sembari
berbincang-bincang dengan guru yang lainnya dan melihat televisi. Perilaku
seperti ini akhirnya juga menular kepada siswa, sehingga mereka lebih banyak
menghabiskan waktunya dikantin dari pada diruang perpustakaan sekolah.
Keempat, ruangan yang reperesentatif.
Ruangan perpustakaan sebaiknya dibuat senyaman mungkin bagi siswa
sehingga para siswa menjadi betah untuk berada diperpustakaan sekolah. Namun
kenyataannya banyak sekali perpustakaan sekolah yang jauh dari kata layak,
bahkan beberapa perpustakaan lebih mirip seperti gudang buku, buku dalam
perpustakaan berserakan dan bertumpuk, banyak buku yang berdebu dan jarang
bahkan tidak ada buku yang baru dalam perpustakaan, hal ini menyebabkan siswa
enggan untuk pergi ke perpustkaan sekolah.
Perpustakaan idealnya berupa tempat yang nyaman, bersih, dan rapi.
Selain itu, sebuah perpustakaan seharusnya juga tidak mengharuskan buku untuk
dibaca di dalam ruangan perpustakaan, karena ada beberapa orang yang tidak
begitu nyaman membaca buku di dalam ruangan dan mereka lebih nyaman jika
membacanya ditempak terbuka seperti di bawah pohon.
Ada juga orang yang lebih konsentrasi jika mereka membaca dengan “ngemil” ataupun dengan mendengarkan lagu, sehingga perpustakaan dibuat seideal mungkin agar siswa memiliki kegemaran dalam membaca buku yang disediakan perpustakaan sekolah.
Ada juga orang yang lebih konsentrasi jika mereka membaca dengan “ngemil” ataupun dengan mendengarkan lagu, sehingga perpustakaan dibuat seideal mungkin agar siswa memiliki kegemaran dalam membaca buku yang disediakan perpustakaan sekolah.
Kelima, koleksi perpustakaan sebagai bahan pustaka.
Sebuah perpustakaan tidak hanya menyediakan buku-buku saja, melainkan
juga referensi yang lainnya misalnya saja tabloid, majalah, koran, dan juga
data-data yang lainnya yang berbentuk digital.
Informasi dari waktu ke waktu
selalu berubah dan agar tidak ketinggalan dengan perubahan dunia, maka bisa
dilakukan dengan berlangganan koran atau majalah. Koleksi dari majalan koran
bisa digunakan sebagai
Keenam, dengan melakukan promosi.
Selama ini banyak siswa yang tidak
tahu dengan koleksi buku yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah dan dari pihak
pengelola perpustakaan pun juga tidak pernah melakukan promosi terkait dengan
buku koleksi yang dimiliki. Promosi yang bisa dilakukan untuk menarik minat
siswa adalah dengan memasang iklan di mading sekolah.
Pengelola perpustakaan
sekolah bisa memberitahukan koleksi buku baru dengan menggunakan media madding
dengan menyertakan gambar, isi, penulis, penerbit dan juga synopsis dari buku
tersebut sehingga siswa akan mengetahui buku baru yang ada diperpustakaan
sekolah dan jika buku tersebut sesuai dengan genre yang diminati, maka mereka
akan mengunjungi perpustakaan.
Ketujuh, buku-buku yang disesuaikan dengan umur siswa.
Sebuah
bacaan tentu akan lebih diminati jika sesuai dengan umur mereka, seorang anak
kecil tentu akan lebih tertarik membaca buku tentang cerita anak dari pada buku
yang berkaitan dengan politik.
Sebuah perpustakaan sekolah hendaknya sumber
bacaan yang ada disesuaikan dengan kondisi siswa yang ada disekolah tersebut,
jika siswa SD/MI maka buku yang disediakan adalah buku-buku yang berisi tentang
dunia anak kecil, sedangkan untuk tingkat SMP/SMA maka buku yang disediakan
tentang remaja.
Beberapa cara tersebut patut dicoba untuk meningkatkan minat baca siswa,
karena siapa tahu salah satu diantara cara tersebut dapat menarik minat baca
siswa sehingga mereka dapat menjadikan memfungsikan perpustakaan sebagai
mestinya. Dan mungkin masih ada cara lain yang dimiliki oleh penulis lainnya.
Penutup
Dari pembahasan tentang Meningkatakan Minat Baca Siswa di Sekolah di atas, dapat disimpulkan bahwa ada berbagai cara yang
bias dilakukan untuk menarik dan mengembangkan minat baca siswa sehingga para
siswa gemar untuk mengunjungi perpustakaan sekolah. Dan cara yang dapat
diterapkan adalah
a. Memberikan rewards kepada
siswa yang sering berkunjung dan meminjam buku
b. Memberikan
tugas kepada
siswa yang
berhubungan dengan perpustakaan
c. Siswa
membutuhkan teladan
dalam membaca
d. Dengan
membangun perpustakaan yang memiliki ruangan yang reperesentatif
e. Koleksi perpustakaan
sebagai bahan
pustaka
f. Dengan
melakukan promosi
g. Buku-buku diperpustakaan
disesuaikan dengan umur siswa