Proses Bisnis Agribisnis Perikanan

Proses Bisnis Agribisnis Perikanan

Negara Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan yang ditunjukan dengan banyaknya pulau-pulau di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya ikan yang banyak dan varisi atau keanekaragaman ikan yang sangat kaya. Nilai ekonomi usaha perikanan termasuk industri bioteknologi kelautan dan perairan tawar mampu memberikan devisa negara yang besar setiap  tahun. Nilai ekonomi yang besar ini baru dihasilkan dari aktivitas usaha produksi dan pengolahan (pasca panen) hasil perikanan.

Aktivitas bisnis (usaha) perikanan mampu membangkitkan begitu banyak dampak ekonomi terhadap industri penunjang usaha perikanan (seperti jaring, mesin kapal, kincir air tambak, pabrik pakan ikan, pabrik es, dan cold storage), jasa transportasi, perhotelan, bank, dan lain sebagainya.

Dampak dari adanya peningkatan hasil potensi perikanan dan kelautan yang dikelola dengan baik, bertanggung jawab dan berkelanjutan akan mendukung terciptanya industrialisasi perikanan di Indonesia. Ada beberapa faktor yang harus dikuasai oelh para pelaku bisnis di bidang agribisnis perikanan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari bisnis perikanannya, yaitu perencanaan produk, mata rantai pasok (suplay chain), logistic perikanan dan proses produksi.


Proses Bisnis Agribisnis Perikanan


Perencanaan Produk Perikanan

Perencanaan produk adalah kegiatan dalam merumuskan barang atau produk yang akan dijadikan sebagai komoditas usaha yang akan dilaksanakan. Definisi perencanaan produk itu sendiri adalah perencanaan tentang apa dan berapa produksi yang akan dibuat oleh perusahaan dalam periode tertentu di waktu yang akan datang.

Perencanaan produksi dapat didefinisikan juga sebagai suatu proses untuk memproduksi produk atau barang-barang pada suatu periode tertentu yang ditentukan melalui pengorganisasian sumber daya, baik sumber daya tenaga kerja, bahan baku, dan sumber daya peralatan lainnya. Perencanaan produk atau jasa meliputi berbagai aktifitas seperti uji pemasaran; pemosisian produk dan merek; pemanfaatan garansi; pengemasan; penentuan pilihan produk; fitur produk, gaya produk, dan kualitas produk; penghapusan produk lama; dan penyediaan layanan konsumen.

Di bidang agribisnis perikanan, kegiatan perencanaan produk adalah seperti merencanakan bibit ikan tertentu pada suatu periode produksi, perencanaan membuat produk hasil olahan perikanan, perencanaan produksi udang Windu, atau perencanaan untuk memproduksi ikan hasil pembesaran dan lainnya. 

Perencanaan dalam bisnis perikanan harus diperhatikan secara matang dan tanggung jawab tinggi. Kemampuan dalam perencanaan produk perikanan merupakan salah satu kemampuan kepemimpinan yang harus dikuasai oleh entrepreneur (pengusaha) agibisnis perikanan. Kemampuan kepemimpinan pengusaha ikan sangat penting untuk:

1) Mengambil keputusan dan mengelola resiko

2) Memutuskan untuk menjadi wirausahawan mandiri

3) Menumbuhkan sifat pantang menyerah

4) Mengelola konflik

5) Mengetahui visi, misi serta merencanakan strategi yang akan dirumuskan.

 

Mata Rantai Pasok Bisnis Perikanan

Pada prinsip industri, seperti di dalam bisnis manufakturing, kegiatan industrinya  adalah mengkonversikan beberapa bahan mentah serta bahan-bahan pendukungnya menjadi sebuah produk barang jadi (siap pakai) dan mendistribusikannya kepada pelanggan. Dengan melaksanakan kegiatan merubah bahan dasar menjadi produk siap pakai dan kemudian mengirimkan ke pelanggan merupakan kegiatan Supply Chain atau Rantai Pasokan.

Pada semua kegiatan bisnis atau usaha, termasuk bisnis di bidang agribisnis perikanan, kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan dengan efektif dan efisien sehingga memberikan makna dalam peningkatan keuntungan bisnisnya. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari kegiatan rantai pasok ini biasanya diperlukan manajemen yang profesional dalam pelaksanaannya. Manajemen tersebut biasanya disebut dengan Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management (SCM).

Definisi singkat  Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasokan adalah serangkaian kegiatan, yang meliputi Koordinasi penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.

Sedangkan untuk definisi lainnya yang lebih sederhana, Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan adalah mekanisme yang menghubungkan semua pihak yang bersangkutan dan kegiatan yang terlibat dalam mengkonversikan bahan mentah menjadi barang jadi. Pihak yang bersangkutan ataupun kegiatan yang dimaksud tersebut bertanggung jawab untuk memberikan barang-barang jadi hasil produksi kepada pelanggan pada waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang paling efisien.

Dalam agribisnis perikanan, bisnis yang sering dilaksanakan biasanya selain menjual ikannya secara langsung, bisa juga produk lain dengan bahan baku ikan, ini disebut dengan produk perikanan. Produk Perikanan adalah setiap bentuk produk pangan yang berupa ikan utuh atau produk yang mengandung bagian ikan, termasuk produk yang sudah diolah dengan cara apapun yang berbahan baku utama ikan. Dengan demikian, runtutan alur atau urutan produk dari produsen sampai ke konsumen merupakan mata rantai pasok. Sebagai contoh, berikut adalah mata rantai pasok dalam agribisnis perikanan:


Logistik Pdalam Bisnis Perikanan

Kegiatan logistik perikanan merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan mata rantai pasok atau Supply Chain Manajement (SCM). Urutan kegiatan logistik perikanan dimulai dari produksi perikanan atau produk perikanan, bahan baku dan alat produksi sampai pada pengolahan informasi tentang pengadaan, penyimpanan dan distribusi produk perikanan ke konsumen.

Pemerintah melalui peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 5/Permen-Kp/2014 mendefinisikan Sistem Logistik Ikan Nasional, yang selanjutnya disingkat SLIN sebagai berikut:

SLIN adalah sistem manajemen rantai pasokan ikan dan produk perikanan, bahan dan alat produksi, serta informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai dengan distribusi, sebagai suatu kesatuan dari kebijakan untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi perikanan hulu‐hilir, pengendalian disparitas harga, serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.     


Dari definisi Sistim Logistik Ikan Nasioal diatas, dapat dipetakan beberapa kegiatan logistik yang harus dikuasai oleh para manajemen pelaku usaha yang bergerak di agribisnis perikanan, yaitu:

  1. Penguasaan sistem manajemen rantai pasokan ikan
  2. Penyediaan produk perikanan
  3. Penyediaan bahan dan alat produksi
  4. Kemampuan mengumpulkan informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai dengan distribusi
  5. Pembuatan kebijakan bisnis untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi perikanan 
  6. Pengendalian disparitas harga, serta
  7. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

 Bisnis ikan emas


Proses Produksi Bisnis Perikanan      

Kegiatan terpenting dari sebuah kegiatan bisnis adalah produk itu sendiri. Produk merupakan barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan yang merupakan hasil dari kegiatan produksi. Sedangkan kegiatan dalam upaya menghasilkan produk dikenal dengan kegiatan produksi. Sedangkan kegiatan dalam upaya menghasilkan produk dikenal dengan kegiatan produksi.

Proses produksi merupakan interaksi antara bahan dasar, bahan-bahan pembantu, tenaga kerja dan mesin-mesin serta alat-alat perlengkapan yang dipergunakan. Menurut ahli lain, Subagyo, mendefinisikan proses produksi adalah proses masukan menjadi keluaran.

Subagyo (2000) menjelaskan bahwa ada 3 jenis proses produksi, yaitu proses produksi secara terus menerus, proses produksi putus-putus dan proses produksi intermediated. Berikut adalah penjelasan proses produksi.

1) Proses produksi terus menerus

Proses produksi terus menerus adalah proses produksi yang tidak pernah berganti macam atau jenis barang yang dikerjakan.

2) Proses produksi putus-putus

Dikatakan proses produksi terputus-putus karena perubahan proses produksi setiap saat terputus apabila terjadi perubahan macam barang yang dikerjakan.

3) Proses produksi intermediated

Dalam kegiatan produksi yang yang sesungguhnya, proses produksi terus menerus dan terputus-putus tidak sepenuhnya berlaku. Biasanya merupakan campuran atau kombinasi dari kedua proses produksi. Hal ini disebabkan karena macam atau jenis prodak yang berbeda tetapi macamnya tidak terlalu banyak dan jumlah barang setiap macamnya agak banyak.

Dalam agribisnis perikanan, kegiatan atau proses produksi bisnis perikanan bisa dikategorikan pada 3 jenis produksi, yaitu:

1) Proses Produksi Melalui Kegiatan Budidaya

Proses produksi ini biasanya menghasilkan produk yang berupa bibit ikan, ikan siap dijadikan indukan dan ikan segar untuk konsumsi. Kegiatan produksi saat proses produksi adalah pemijahan yang akan menghasilkan produk larva ikan, pendederan yang akan menghasilkan produk bibit ikan dan pembesaran yang akan menghasilkan produk ikan siap konsumsi dan calon indukan ikan. 

2) Proses Produksi Penangkapan Ikan

Proses produksi pada sektor penangkapan ikan biasanya dilakukan diperairan lepas, seperti di laut. Perikanan di lautan memiliki macam dan ragam yang sangat banyak. Terlebih jika manusia telah mampu menganalisa ikan yang ada di perairan dasar laut. Akan tetapi kemampuan manusia dan peralatan saat ini masih sangat terbatas.

Penangkapan ikan di laut merupakan kegiatan yang dilakukan diseluruh dunia kecuali di daerah yang perairan yang kedalamannya tidak terjangkau, arus terlalu kuat dan membahayakan serta di perairan yang terlarang karena undang-undang internasional. Produk yang dihasilkan dari proses produksi penangkapan ikan berupa ikan laut segar, kerang-kerangan dan rumput laut

 3) Proses Produksi Pengolahan Hasil Perikanan

Proses produksi pada pengolahan hasil perikanan memiliki jenis yang sangat beragam. Mulai dari pembuatan makanan kaleng dengan bahan utama ikan, produk ikan yang di asap, fermentasi ikan, penggaraman ikan dan lain-lain. 

Penanganan produksi ikan yang diolah memiliki tingkat kerumitan tersendiri, mulai dari penyediaan bahan baku ikan yang berkualitas, proses produksi yang harus bersih (higienis) serta pemasaran yang lebih gencar. Pelaku bisnis pengolahan hasil perikanan memiliki peran penting dalam mensuplai asupan gizi konsumennya. Konsumen yang tidak menyukai ikan secara utuh, bisa mendapatkan gizi dari ikan seperti protein dan asam amino esensial melalui produk olahan yang berasal dari ikan itu sendiri.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url