Sistem Penyimpanan Energi Terbarukan

Daftar Isi

Konteks Energi Terbarukan

Keterbatasan yang dimiliki oleh energi terbarukan adalah bahwa mereka bergantung pada proses alami. Dengan kata lain, produksinya tidak berkelanjutan. Itulah sebabnya dalam banyak kasus kebutuhan akan energi terbarukan tidak sesuai pada saat akan digunakan. Masalahnya, agar energi bisa digunakan, harus tersedia saat dibutuhkan. Maka dari itulah diperlukan metode penyimpanan energi terbarukan.

Itulah sebabnya, sangat penting untuk menyimpan energi untuk digunakan dikemudian hari. Hal ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan hasil maksimal dari fasilitas produksi energi terbarukan. Pada artikel ini akan membahas masalah mengenai penyimpanan energi, menyoroti operasinya, serta kelebihan, keterbatasan, dan fitur lainnya.



Sistem Renewable Energy

Sistem Penyimpanan Energi (Energy Saving System)

Sistem penyimpanan energi memungkinkan kita untuk menghemat kelebihan listrik dan menggunakannya apabila diperlukan. Berikut ini kami akan menyajikan beberapa keuntungan:

  • Pengurangan perbedaan besar pada kurva permintaan, sehingga mencapai kualitas yang lebih besar dalam pasokan listrik, stabilitas yang lebih besar dari sistem dan menghindari over-dimensi. Dengan menyimpan energi, maka kebutuhan energi dapat terpenuhi sewaktu-waktu.
  • Pengembangan smart grid, yang memungkinkan listrik dua arah (distributed generation), sehingga mampu memasok energi ke grid atau menerimanya. Smart Grid membuat konsumen bisa juga menjadi produsen (prosumer). Contoh, seseorang yang memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di rumahnya dapat mengirim tenaga listrik ke sistem PT PLN (Persero) dan tetap bisa memakai listrik dari PLN.
  • Integrasi sumber energi terbarukan, memungkinkan penggunaannya tanpa adanya pembangkitan.

Smart Grid Sistem Penyimpanan Energi Terbarukan


Keterbatasan Sistem Penyimpanan Energi, Energy Saving System

Sistem penyimpanan memiliki fitur penting yang memecahkan banyak kekurangan dalam suatu sistem pembangkitan energi. Namun, seperti perkembangan teknologi lainnya, sistem penyimpanan energi masih memiliki keterbatasan atau kekurangan tertentu, yang terkait dengan:

Biaya: Meskipun biaya telah berkurang, masih ada keterbatasan ketika dalam penggunaannya, karena jumlah baterai yang dibutuhkan untuk memiliki tingkat pembangkitan yang sesuai. dengan opsi lain yang saat ini dapat lebih murah.

Dimensi: Ukuran baterai, terutama bila susunannya memiliki jumlah baterai yang cukup banyak menjadi kendala dalam pelaksanaannya mengingat diperlukan ruangan yang luas yang harus dikondisikan khusus untuk keperluan tersebut.

Umur: Walaupun semua spesifikasi telah terpenuhi; kedalaman pengosongan, siklus penggunaan, kondisi lingkungan dan pemeliharaan, baterai penyimpan energi listrik memiliki umur yang relatif pendek dan harus diganti secara berkala.

 

Oleh karena itu untuk memilih sistem penyimpanan energi terbarukan yang paling sesuai dengan instalasi pengguna, faktor-faktor berikut harus diperhitungkan:

Energi: Kinerja perangkat penyimpanan, masa pakai sistem (jumlah siklus bongkar muat), utilitas (outlet sistem penyimpanan terpasang), jumlah energi yang dibutuhkan untuk menyimpan dan waktu penyimpanan (jangka pendek atau panjang).

Ekonomis: Harga per kW sistem penyimpanan dan transformasi.

Lingkungan: Dampak terhadap lingkungan, baik melalui pembuatannya maupun pemasangan dan penggunaannya.


Penyimpanan Elektrokimia

Perangkat yang mampu menyimpan energi melalui proses reduksi-oksidasi yang dihasilkan dalam ikatan elektrokimia elektrolit adalah baterai. Elemen-elemen pada baterai ini memiliki siklus yang terdiri dari pengisian dan pengosongan. Dengan demikian akan memungkinkan penggunaan kembali sesuai dengan masa pakai baterai. Jenis penyimpanan elektrokimia ini akan tergantung pada karakteristik yang ditentukan oleh pabrikan. Kapasitas baterai ini juga akan menentukan jumlah waktu yang dapat dihasilkan oleh tingkat arus tertentu.

Baterai Penyimpanan Energi Terbarukan

Untuk meningkatkan tingkat kebutuhan energi, kapasitas penyimpanan dan produksi harus ditingkatkan, mengelompokkan baterai ke dalam array, menggabungkan koneksi serial dan paralel untuk mendapatkan tegangan dan arus yang dibutuhkan oleh beban. Pengaturan ini dilakukan oleh satu atau banyak perangkat pembangkit energi selama waktu produktifnya untuk menggunakan penyimpanan dan mengkompensasi periode non-produksi.

Sebagai contoh, mari kita periksa salah satu baterai yang tersedia di pasaran. Baterai yang terdiri dari baterai 7kW atau 10kW (dua versi) dengan built-in inverter dan siap untuk koneksi ke panel surya atau pengembangan baru dari atap surya yang disebut Solar Roof (panel surya dalam bentuk ubin yang mengintegrasikan pembangkitan dengan dekorasi dan fungsionalitas). Perangkat ini juga memiliki kemampuan untuk menyediakan energi berlebih ke jaringan smart grid (sesuai dengan peraturan yang berlaku).

Posting Komentar