Tips Bagi Guru Jika Meninggalkan Kelas
Guru yang Meninggalkan Kelasnya
Pembelajaran adalah suatu proses ‘membuat’ siswa tidak tahu menjadi tahu. Proses ini menuntut siswa mengalami perubahan yang lebih baik setelah melaksanakan proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran diperlukan seorang guru atau instruktur untuk mencapai tujuan tersebut. Guru atau instruktur berfungsi sebagai mediator atau pembimbing dalam mengarahkan kegiatan-kegiatan menuju tujuan yang ingin dicapai.
Dalam proses belajar mengajar sebenarnya ada suatu
persetujuan atau kesepakatan baik tertulis maupun lisan untuk mengamankan
kegiatan proses belajar mengajar tersebut agar mencapai tujuan yang diinginkan.
Kita bisa menyebutnya dengan istilah kontrak belajar anatara siswa dengan guru.
Kontrak belajar itu dapat berupa peraturan yang mengikat antara guru dan siswa.
Misalnya masuk jam berapa, istirahat jam berapa, bagaimana jika telat,
bagaimana jika tidak mengerjakan PR, dan masih banyak lagi contoh lain yang
mencerminkan hal tersebut.
Contoh-contoh perjanjian kontrak belajar di atas hanya
berkaitan dengan siswa. Lalu bagaimana dengan gurunya? Apakah ada peraturan
yang harus dipatuhi oleh guru? Bagaimana jika ada guru melanggar peraturan itu?
Itu sering ditanyakan siswa pada guru jika guru tersebut menjelaskan mengenai
petraturan yang berlaku di sekolah . Mungkin mereka merasa kurang adil jika
hanya siswa yang terikat oleh peraturan sepihak tersebut.
Siswa zaman sekarang lebih berani dan kritis mengemukakan
pendapat. Mereka mulai berani menilai sosok guru yang mengajar mereka walaupun
keberanian itu secara inplisit. Secara diam-diam membicarakannya pada teman
akrabnya dikelas, teman kelompok belajar melalui media sosial tertutup,
misalnya group WA atau yang lain. Dan bahkan pada guru lain yang lebih dekat
dengan dia. Masalah yang biasa dibicarakan mereka biasanya cara mengajar atau
kehadiran guru tersebut di kelas.
Baca Juga: Tantangan Pendidikan Saat ini
Mengenai kehadiran guru di kelas memang memegang peranan
penting, tetapi guru juga manusia pasti memiliki kepentingan yang disengaja
atau tidak disengaja. Ketidakhadiran guru di kelas ini akan menimbulkan masalah
yang cukup rumit bagi siswa atau guru piket. Rumit bagi murid jika guru
tersebut tidak memberikan tugas kepada siswa. Rumit bagi guru piket karena guru
piket sendiri memiliki jam mengajar pada saat itu.
Berdasarkan uraian di atas dipikirkan bagaimana mengatasi
siswa yang kelas gurunya berhalangan hadir. Hal ini harus dipikirkan oleh
kepala sekolah dan perangkat sekolah. Jika perlu dirapatkan secara khusus untuk
mencapai kesepakatan untuk mengatasi permasalahan terkait ketidakhadiran guru
tersebut.
Jika tercapai kesepakatan dan membuahkan solusi mengatasinya,
maka perlu disosialisasikan pada dewan guru. Kepala sekolah tetap menegaskan
bahwa ini adalah kebijakan untuk mengatasi gurunya jika tidak masuk karena
sesuatu yang penting dan mendesak. Dengan kata lain, kehadiran guru benar-benar
ditunggu oleh anak.
Anak tidak dapat mengolah ilmu atau kompetensi dasar dengan
sempurna tanpa didampingi guru yang berkompeten di bidangnya. Jika dibiarkan
ini akan berdampak buruk bagi kelas yang ditinggalkan. Mengapa demikian? Untuk
anak yang malas, maka ia akan merasa senang bahkan mencari kesempatan untuk
melanggar peraturan selama kelas kosong. Selain itu, kelas yang bersebelahan
dengan kelas kosong akan terganggu dengan ulah anak dari kelas yang kosong.
Tips Meninggalkan Kelas
Sebenarnya masalah ini bisa di atasi dengan beberapa tips,di
ataranya:
1. Memberikan Informasi kepada Atasan
Guru yang tidak hadir harus
memberikan informasi perihal ketidakhadirannya pada atasan terkait semisal Waka
Kurikulum atau langsung kepada kepala sekolah. Hal ini bukan dilakukan melaui
telepon, SMS, bahkan WA. Hal ini penting agar kepala sekolah atau waka
kurikulum dapat mengatasi kelas yang kosong pada jam pelajaran tersebut.
2. Memberikan Tugas yang Jelas
Guru yang tidak hadir harus
memberikan tugas yang rinci dan jelas. Misalnya, mencatat buku pelajaran halaman
berapa? Mengerjakan soal latihan nomor berapa? Mengerjakan tugas di buku
catatan atau di kertas lembar? Dan rincian tugas lainnya yang tidak membuat
siswa bingung. Hal ini membuat siswa akan terkondisi sehingga mereka akan paham
dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
3. Tugas harus Membuat Siswa Kreatif atau Berpikir
Tugas yang diberikan guru sebaiknya
membuat siswa kreatif atau berpikir. Siswa digiring untuk melakukan suatu
pembelajaran yang berkesan dan bermanfaat. Karena tidak didampingi oleh guru,
maka buatlah materi yang mengajak siswa berfikir kreatif. Tugas seperti kuiz
online, soal puzzle dan lain-lain akan mengasah daya fikir siswa.
4. Tugas harus Disesuaikan dengan Waktu
Tugas yang diberikan harus disesuaikan dengan waktu yang ditinggalkan. Jangan memberikan tugas yang dapat dengan cepat diselesaikan siswa. Jika terlalu singkat, maka waktu yang tersisa dapat digunakan siswa untuk bercanda atau membuat kegaduhan di dalam kelas. Waktu harus tepat dengan jumlah soal jika berupa soal, merangkum, atau hal lain.
5. Dikumpul dan Diperiksa
Langkah terakhir yang guru
lakukan adalah meminta guru piket mengumpulkan hasil belajar kemudian
mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Siswa akan melakukan pekerjaan yang diberikan
guru jika hasil pekerjaan mereka dikoreksi dan dikembalikan pada mereka pada
hari berikutnya.
Demikian tips yang bisa digunakan untuk mengatasi kelas yang
ditinggalkan guru yang berhalangan hadir.
Jangan sampai siswa tidak mengerjakan tugas hingga beberapa kali pertemuan daring. Trimakasih sudah berkunjung..