Sistem Perakitan dan Keseimbangan Lintasan (Assembly Lines)

Sistem Perakitan dan Keseimbangan Lintasan

Pada artikel sebelumnya dibahas mengenai pengertian, prinsip, dan metode perakitan produk. Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu, atau biasa dikenal dengan istilah assembling.

Pekerjaan perakitan dimulai bila suatu barang telah siap untuk dipasang. Pekerjaan perakitan dikatakan selesai dirakit apabila barang tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan sebagai proses penggabungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya.

Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai sistem perakitan dan keseimbangan lintasan dalam proses perakitan produk.


Sistem Perakitan dan Keseimbangan Lintasan


Sistem Perakitan di Industri

Ada beberapa macam sistem perakitan yang sering digunakan di dunia industri. Metode perakitan yang digunakan dalam satu proses produksi ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan dalam suatu proses perakitan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu:


1. Perakitan Manual

Perakitan Manual adalah suatu proses perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara manual atau menggunakan  tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu khusus.

Sistem Perakitan dan Keseimbangan Lintasan

Sistem perakitan manual (manual assembly system) merupakan jenis sistem perakitan yang dilakukan oleh operator manusia dan biasanya dilakukan dengan tangan. Jika lebih banyak produk yang dikerjakan, maka membutuhkan lebih banyak operator manual yang dipekerjakan.

Alat yang digunakan untuk perakitan manual biasanya sederhana dan murah. Peralatan tangan seperti obeng, kunci pas, tang atau setrika solder serta peralatan tangan yang menggunakan daya listrik digunakan dalam pekerjaan perakitan manual. 

2. Perakitan Otomatis

Perakitan otomatis adalah suatu proses perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.

Sistem perakitan otomatis (automated assembly system) merupakan jenis sistem perakitan yang memanfaatkan mesin-mesin yang bekerja secara otomatis dalam melakukan proses-proses perakitan. Sistem perakitan akan secara otomatis menggabungkan beberapa komponen menjadi satu produk stengan jadi atau produk jadi.

Teknologi ini biasanya diterapkan untuk produk-produk yang memiliki tingkat permintaan yang tinggi, desain produk terstandarisasi, dan komponen-komponen relatif terbatas.

Sistem Perakitan dan Keseimbangan Lintasan


Sedangkan untuk jenis perakitan menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan yaitu;

3. Perakitan Produk Tunggal

Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja. Jadi produk yang dihasilkan hanya satu.


4. Perakitan Produk Seri

Jenis perakitan produk seri adalah sistem perakitan yang dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.

 

Terminologi Keseimbangan Lintasan (Assembly Lines)

Istilah-istilah dalam keseimbangan lintasan:

Elemen kerja. Elemen kerja adalah bagian dari keseluruhan pekerjaan dalam suatu proses perakitan produk.

Elemen kerja minimum. Elemen kerja minimum adalah bagian terkecil dari suatu elemen kerja yang sudah tidak dapat  terbagi lagi.

Total Waktu Pengerjaan. Total waktu pengerjaan adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen sepanjang lintasan produksi.

Waktu proses stasiun kerja. Waktu proses stasiun kerja adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan semua elemen kerja yang berada di stasiun kerja tersebut.

Waktu siklus. Waktu siklus adalah jarak waktu antar produk yang dapat dihasilkan pada suatu lintasan.

Diagram pendahuluan. Diagram pendahuluan adalah suatu diagram (grafik) yang mengambarkan urutan elemen kerja yang diberi simbol node dengan tanda panah sebagai penghubung antar node yang menunjukkan aliran tiap elemen .

 

Metode Keseimbangan Lintasan (Assembly Lines)

1. Metode Bobot Posisi

Metode bobot posisi sering dikenal pula dengan pendekatan Helgeson – Birnie. Metode bobot posisi, dikembangkan oleh W.B. Helgeson dan D.P Birnie pada tahun 1961 dan merupakan metode heuristic yang paling awal dikembangkan. Metode ini merupakan gabungan antara metode Largest – Candidate rule dan metode Killbridge and waster. Pada prinsipnya metode bobot posisi memperhitungkan nilai bobot posisi (ranked positional weight), dan elemen yang memiliki bobot posisi terbesar diletakkan pda urutan teratas.


2. Metode pendekatan wilayah

Metode pendekatan wilayah dikembangkan oleh Bedworth. Metode pendekatan wilayah adalah pengembangan dari pendekatan Helgeson – Birnie (metode bobot posisi), Mansor dan Killbridge and wester. Pada prinsipnya metode pendekatan wilayah berusaha membebankan terlebih dahulu pada operasi yang memiliki tanggung jawab keterdahuluan yang besar.


3. Metode Largest Candidate Rule

Metode Largest Candidate Rule adalah suatu metode keseimbangan lintasan yang mengurutkan elemen kerja berdasarkan lamanya waktu operasi.


4. Metode Terkomputerisasi

Beberapa metode lintasan komputerisasi yang sudah banyak diterapkan, yaitu sebagai berikut:

COMSOAL (Computer Methode of Sequencing Operation for Asembbly Lines) meskipun bukan metode computer pertama yang dikembangkan namun metode ini cukup dipertimbangkan untuk mengatasi persoalan keseimbangan lintasan dibandingkan dengan metode sebelumnya.

CALB (Computer Assembly Line Balancing), CALB dapat digunakan pada lintasan tunggal maupun campuran.

ALPACA (Assembly Line Planning and Control), merupakan metode pertama kali dikembangkan oleh General Motors pada tahun 1967.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url